SpongeBob SquarePants

Friday, 21 August 2015

Ketika Anak Kecanduan Smartphone

Saat ini, smartphone tidak hanya menggandrungi orang dewasa saja. Anak-anak masa kini pun sudah mengenal gadget dan dapat menggunakannya dengan mudah. Pemahaman mereka tentang smartphone terkadang melebihi pemahaman orang dewasa. Mereka dapat dengan mudah mempelajari penggunaan smartphone dan dapat langsung menerapkannya dengan waktu yang tidak terlalu lama.

Penggunaan smartphone di kalangan anak-anak lebih banyak digunakan untuk bermain game. Banyaknya game yang tersedia secara gratis pada smartphone membuat kalangan anak-anak dapat memainkan game tersebut dengan mudah. Sayangnya, permainan yang terdapat pada smartphone tidak jarang menyebabkan kecanduan yang mengakibatkan timbulnya efek negatif pada anak-anak.

Smartphone yang digunakan anak-anak masa kini juga menyebabkan timbulnya ketidakpedulian anak-anak terhadap lingkungan sekitarnya, atau dapat juga disebut apatis yang membuat mereka kekurangan masa bergaul secara langsung dengan teman sebayanya. Mengapa demikian? Karena menurut apa yang saya lihat, walaupun mereka berkumpul bersama, smartphone masing-masing tidak pernah terlepasa dari tangan mereka. Bisa saja mereka tetap sibuk dengan pegangan masing-masing walaupun di hadapan mereka sedang ada kawan-kawan lama. Sebenarnya hal tersebut tidak hanya berlaku pada kalangan anak-anak saja, orang dewasa pun banyak yang seperti itu.

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan keponakan saya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, banyak faktor-faktor yang membuat mereka merasa lebih asyik dengan smartphone dibandingkan hal lainnya.
  1.  Anak tidak mengenal permainan tradisionalKeponakan saya yang saat ini duduk di bangku sekolah dasar kelas 5, menyatakan bahwa dia tidak terlalu mengenal permainan tradisional yang ada.

    Ketika saya bertanya..
    “Kamu bisa main karet?”
    Jawabnya “Nggak bisa..”
     “Kalau main bekel?”
    “Sedikit bisa..”

    Dan dia mengakui bahwa dia hanya mengenal sedikit permainan tradisional. Di antaranya ialah bekel dan congklak. Hanya terbatas pada dua jenis permainan itu saja. Namun, yang masih saya bingungkan adalah.. Apakah tidak dikenalnya permainan tradisional itu merupakan dampak dari kehadiran teknologi canggih seperti 
    smartphone¸ atau justru anak-anak tertarik pada smartphone karena tidak mengenal permainan tradisional? Saya belum menemukan jawabannya.
  2. Handphone menarik bagi anakFaktor kedua ialah adanya anggapan bahwa smartphone tersebut lebih menarik dari hal lainnya. Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Khanza, siswi kelas 5 SD. Alasan sederhana tersebut membuat anak rela menghabiskan waktunya demi bermain smartphone. Bagi mereka, smartphone menjadi hiburan yang paling mudah didapat saat mereka dilanda kebosanan akan suatu hal.
  3. Bisa untuk bermain games
    Seperti yang saya ungkapkan, fitur utama yang digunakan oleh anak-anak dalam menggunakan smartphone ialah untuk bermain game. Games menarik banyak ditawarkan oleh pihak smartphone secara cuma-cuma sehingga dapat dimainkan secara bebas oleh semua kalangan terutama anak-anak. Permainan yang diberikan pun beragam macamnya, misalnya Line Let’s Get Rich (ini dari pihak Line), minecraft, dan juga yang sedang in di berbagai kalangan usia, yaitu clash of clans. Semua permainan itu telah menjadi rutinitas anak-anak yang dapat dilakukan setiap harinya. Waktu bermain pun terkadang menjadi tidak terkendali, anak-anak dapat bermain lebih dari 2 jam setiap harinya, maka dari itu diperlukan pengawasan oleh orangtua terhadap anak-anak mereka yang mulai kecanduan terhadap semua permainan itu.
  4. Lelah tapi senangWalaupun anak-anak merasa lelah bermain handphone dalam waktu yang lama, tapi ternyata hal itu dapat memberikan kesenangan bagi anak. Sangat bertolak belakang dengan saat mereka belajar, walaupun hanya sebentar, mereka akan merasa cepat bosan dan cepat lelah. Itu dapat dikarenakan mereka jauh lebih menikmati permainan di smartphone daripada pelajaran yang diberikan sekolah melalui tugas tugas atau pekerjaan rumah. Anak-anak mengakui bahwa bermain handphone itu dapat membuat lelah, tapi ada kesenangan tersendiri dari lelah yang dirasakannya.
 Keempat faktor tersebut saya dapatkan dari hasil bincang-bincang saya bersama keponakan saya yang memang sudah masuk ke dalam kategori “kecanduan” terhadap smartphone. Sebenarnya, anak-anak sendiri juga tau bahwa teknologi canggih masa kini memberikan hal positif dan negatif, di bawah ini adalah beberapa hal positif yang dirasakan oleh Khanza, selaku siswi sekolah dasar yang  setiap harinya menggunakan smartphone
  1. Bisa digunakan untuk browsingMemang benar, dengan menggunakan smartphone, mencari informasi menjadi jauh lebih mudah dan praktis. Hanya dengan membuka aplikasi browser dan memasukkan kata kunci, maka segala macam informasi yang berkaitan dengan kata kunci akan muncul. Hal ini merupakan salah satu hal positif dari penggunaan smartphone yang turut dirasakan oleh Khanza, siswi kelas 5 sekolah dasar.
  2. Bisa berkomunikasiAnak-anak tidak memungkiri kegunaan utama dari sebuah handphone yaitu untuk berkomunikasi. Dengan smartphone yang mereka punya, mereka dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain atau teman-teman mereka. Didukung dengan aplikasi obrolan seperti BBM, Whatsapp dan Line, tentunya turut memudahkan anak-anak dalam menjalin komunikasi dengan teman-teman bermainnya.

 Namun, kita tetap tidak dapat menutup mata terhadap hal-hal negatif yang diberikan dari adanya smartphone, di antaranya adalah :
  1. Menimbulkan masalah pada mataMata adalah indera utama yang digunakan saat menggunakan smartphone. Mata yang menatap smartphone dalam jangka waktu yang lama tentu dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik. Salah satunya adalah kerusakan pada mata. Saat ini, banyak terlihat anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar sudah menggunakan kacamata dengan minus yang tidak sedikit. Keponakan saya contohnya, ketika duduk di kelas 6 SD dia harus menggunakan kacamata dengan minus sebesar 2,5 pada kedua matanya. Hal itu disebabkan karena kebiasaannya menggunakan smartphone tanpa mengenal waktu. Ternyata tidak hanya keponakan saya saja yang mengalami hal tersebut, banyak anak-anak lain seusianya yang juga harus menggunakan kacamata akibat kebiasaannya bermain smartphone.
  2. Boros pulsaKebanyakan permainan yang dimainkan anak-anak saat ini ialah permainan dengan sistem online, permain dalam permainan tersebut dapat terhubung langsung dengan pemain lainnya walaupun terpisah jarak. Jika menggunakan sistem online, tentunya menggunakan internet, yang berarti membutuhkan biaya untuk memainkannya. Dalam hal ini biasanya terkait dengan sistem kuota. Semakin sering permainan online tersebut dimainkan, maka semakin banyak juga kuota atau pulsa yang terkuras. Sehingga untuk memainkan permainan tersebut, dibutuhkan biaya pulsa yang tidak sedikit.
  3.  Konsentrasi terpecahJika anak-anak sudah mengenal smartphone dan permainan yang ada di dalamnya, timbul kemungkinan konsentrasi mereka akan terpecah. Keinginan mereka untuk terus bermain smartphone dalam waktu yang lama dapat membuat mereka tidak berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas lainnya. Contohnya saja saat belajar, konsentrasi mereka dapat terpecah karena timbul keinginan untuk segera memainkan permainan pada smartphone yang membuat mereka tidak optimal dalam belajar ataupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
  4. Banyak informasi yang tak sesuai untuk anak anakPenggunaan smartphone pada anak-anak juga dapat menyebabkan mereka menerima informasi yang tidak sesuai dengan usianya. Contohnya saja akun-akun line yang saat ini banyak berkeliaran dengan bebas. Tak jarang akun-akun line tersebut menyebarkan informasi yang tidak sesuai dengan anak-anak. Hal itu dikarenakan lemahnya pengaturan akun-akun liar yang dapat dengan mudah mengaktifkan dan memberikan informasi secara bebas tanpa adanya penyaringan informasi terlebih dahulu. Menurut saya, poin terakhir ini adalah poin yang paling berbahaya. Hal ini karena informasi yang diberikan tersebut dapat membawa anak-anak ke dalam hal yang tidak seharusnya dilakukan pada anak seusia mereka. Tidak jarang informasi dewasa dapat masuk ke dalam akun line mereka melalui broadcast message yang dikirimkan oleh akun line yang tidak terverifikasi. Sehingga anak-anak dapat dengan bebas mengetahui informasi dewasa yang sangat tidak pantas untuk diketahui oleh anak-anak seusia SD maupun SMP. Sungguh, dibutuhkan pengawasan lebih lagi dari pihak orangtua terhadap anak-anak mereka.

Demikian ulasan saya terkait penggunaan smartphone yang saat ini menggandrungi kalangan anak-anak di bawah umur. Hal terpenting dari semua bahasan di atas adalah adanya perhatian khusus yang harus diberikan oleh orangtua terhadap anak-anak mereka yang sudah mulai mengenal dan mengalami kecanduan menggunakan smartphone. Karena bagaimana pun juga, jika penggunaannya tidak sesuai, teknologi yang canggih dapat menjadi ancaman bagi generasi penerus bangsa ini. 

No comments:

Post a Comment

Friday, 21 August 2015

Ketika Anak Kecanduan Smartphone

Saat ini, smartphone tidak hanya menggandrungi orang dewasa saja. Anak-anak masa kini pun sudah mengenal gadget dan dapat menggunakannya dengan mudah. Pemahaman mereka tentang smartphone terkadang melebihi pemahaman orang dewasa. Mereka dapat dengan mudah mempelajari penggunaan smartphone dan dapat langsung menerapkannya dengan waktu yang tidak terlalu lama.

Penggunaan smartphone di kalangan anak-anak lebih banyak digunakan untuk bermain game. Banyaknya game yang tersedia secara gratis pada smartphone membuat kalangan anak-anak dapat memainkan game tersebut dengan mudah. Sayangnya, permainan yang terdapat pada smartphone tidak jarang menyebabkan kecanduan yang mengakibatkan timbulnya efek negatif pada anak-anak.

Smartphone yang digunakan anak-anak masa kini juga menyebabkan timbulnya ketidakpedulian anak-anak terhadap lingkungan sekitarnya, atau dapat juga disebut apatis yang membuat mereka kekurangan masa bergaul secara langsung dengan teman sebayanya. Mengapa demikian? Karena menurut apa yang saya lihat, walaupun mereka berkumpul bersama, smartphone masing-masing tidak pernah terlepasa dari tangan mereka. Bisa saja mereka tetap sibuk dengan pegangan masing-masing walaupun di hadapan mereka sedang ada kawan-kawan lama. Sebenarnya hal tersebut tidak hanya berlaku pada kalangan anak-anak saja, orang dewasa pun banyak yang seperti itu.

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan dengan keponakan saya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, banyak faktor-faktor yang membuat mereka merasa lebih asyik dengan smartphone dibandingkan hal lainnya.
  1.  Anak tidak mengenal permainan tradisionalKeponakan saya yang saat ini duduk di bangku sekolah dasar kelas 5, menyatakan bahwa dia tidak terlalu mengenal permainan tradisional yang ada.

    Ketika saya bertanya..
    “Kamu bisa main karet?”
    Jawabnya “Nggak bisa..”
     “Kalau main bekel?”
    “Sedikit bisa..”

    Dan dia mengakui bahwa dia hanya mengenal sedikit permainan tradisional. Di antaranya ialah bekel dan congklak. Hanya terbatas pada dua jenis permainan itu saja. Namun, yang masih saya bingungkan adalah.. Apakah tidak dikenalnya permainan tradisional itu merupakan dampak dari kehadiran teknologi canggih seperti 
    smartphone¸ atau justru anak-anak tertarik pada smartphone karena tidak mengenal permainan tradisional? Saya belum menemukan jawabannya.
  2. Handphone menarik bagi anakFaktor kedua ialah adanya anggapan bahwa smartphone tersebut lebih menarik dari hal lainnya. Pernyataan tersebut diungkapkan langsung oleh Khanza, siswi kelas 5 SD. Alasan sederhana tersebut membuat anak rela menghabiskan waktunya demi bermain smartphone. Bagi mereka, smartphone menjadi hiburan yang paling mudah didapat saat mereka dilanda kebosanan akan suatu hal.
  3. Bisa untuk bermain games
    Seperti yang saya ungkapkan, fitur utama yang digunakan oleh anak-anak dalam menggunakan smartphone ialah untuk bermain game. Games menarik banyak ditawarkan oleh pihak smartphone secara cuma-cuma sehingga dapat dimainkan secara bebas oleh semua kalangan terutama anak-anak. Permainan yang diberikan pun beragam macamnya, misalnya Line Let’s Get Rich (ini dari pihak Line), minecraft, dan juga yang sedang in di berbagai kalangan usia, yaitu clash of clans. Semua permainan itu telah menjadi rutinitas anak-anak yang dapat dilakukan setiap harinya. Waktu bermain pun terkadang menjadi tidak terkendali, anak-anak dapat bermain lebih dari 2 jam setiap harinya, maka dari itu diperlukan pengawasan oleh orangtua terhadap anak-anak mereka yang mulai kecanduan terhadap semua permainan itu.
  4. Lelah tapi senangWalaupun anak-anak merasa lelah bermain handphone dalam waktu yang lama, tapi ternyata hal itu dapat memberikan kesenangan bagi anak. Sangat bertolak belakang dengan saat mereka belajar, walaupun hanya sebentar, mereka akan merasa cepat bosan dan cepat lelah. Itu dapat dikarenakan mereka jauh lebih menikmati permainan di smartphone daripada pelajaran yang diberikan sekolah melalui tugas tugas atau pekerjaan rumah. Anak-anak mengakui bahwa bermain handphone itu dapat membuat lelah, tapi ada kesenangan tersendiri dari lelah yang dirasakannya.
 Keempat faktor tersebut saya dapatkan dari hasil bincang-bincang saya bersama keponakan saya yang memang sudah masuk ke dalam kategori “kecanduan” terhadap smartphone. Sebenarnya, anak-anak sendiri juga tau bahwa teknologi canggih masa kini memberikan hal positif dan negatif, di bawah ini adalah beberapa hal positif yang dirasakan oleh Khanza, selaku siswi sekolah dasar yang  setiap harinya menggunakan smartphone
  1. Bisa digunakan untuk browsingMemang benar, dengan menggunakan smartphone, mencari informasi menjadi jauh lebih mudah dan praktis. Hanya dengan membuka aplikasi browser dan memasukkan kata kunci, maka segala macam informasi yang berkaitan dengan kata kunci akan muncul. Hal ini merupakan salah satu hal positif dari penggunaan smartphone yang turut dirasakan oleh Khanza, siswi kelas 5 sekolah dasar.
  2. Bisa berkomunikasiAnak-anak tidak memungkiri kegunaan utama dari sebuah handphone yaitu untuk berkomunikasi. Dengan smartphone yang mereka punya, mereka dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain atau teman-teman mereka. Didukung dengan aplikasi obrolan seperti BBM, Whatsapp dan Line, tentunya turut memudahkan anak-anak dalam menjalin komunikasi dengan teman-teman bermainnya.

 Namun, kita tetap tidak dapat menutup mata terhadap hal-hal negatif yang diberikan dari adanya smartphone, di antaranya adalah :
  1. Menimbulkan masalah pada mataMata adalah indera utama yang digunakan saat menggunakan smartphone. Mata yang menatap smartphone dalam jangka waktu yang lama tentu dapat menimbulkan hal-hal yang tidak baik. Salah satunya adalah kerusakan pada mata. Saat ini, banyak terlihat anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar sudah menggunakan kacamata dengan minus yang tidak sedikit. Keponakan saya contohnya, ketika duduk di kelas 6 SD dia harus menggunakan kacamata dengan minus sebesar 2,5 pada kedua matanya. Hal itu disebabkan karena kebiasaannya menggunakan smartphone tanpa mengenal waktu. Ternyata tidak hanya keponakan saya saja yang mengalami hal tersebut, banyak anak-anak lain seusianya yang juga harus menggunakan kacamata akibat kebiasaannya bermain smartphone.
  2. Boros pulsaKebanyakan permainan yang dimainkan anak-anak saat ini ialah permainan dengan sistem online, permain dalam permainan tersebut dapat terhubung langsung dengan pemain lainnya walaupun terpisah jarak. Jika menggunakan sistem online, tentunya menggunakan internet, yang berarti membutuhkan biaya untuk memainkannya. Dalam hal ini biasanya terkait dengan sistem kuota. Semakin sering permainan online tersebut dimainkan, maka semakin banyak juga kuota atau pulsa yang terkuras. Sehingga untuk memainkan permainan tersebut, dibutuhkan biaya pulsa yang tidak sedikit.
  3.  Konsentrasi terpecahJika anak-anak sudah mengenal smartphone dan permainan yang ada di dalamnya, timbul kemungkinan konsentrasi mereka akan terpecah. Keinginan mereka untuk terus bermain smartphone dalam waktu yang lama dapat membuat mereka tidak berkonsentrasi dalam melakukan aktivitas lainnya. Contohnya saja saat belajar, konsentrasi mereka dapat terpecah karena timbul keinginan untuk segera memainkan permainan pada smartphone yang membuat mereka tidak optimal dalam belajar ataupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
  4. Banyak informasi yang tak sesuai untuk anak anakPenggunaan smartphone pada anak-anak juga dapat menyebabkan mereka menerima informasi yang tidak sesuai dengan usianya. Contohnya saja akun-akun line yang saat ini banyak berkeliaran dengan bebas. Tak jarang akun-akun line tersebut menyebarkan informasi yang tidak sesuai dengan anak-anak. Hal itu dikarenakan lemahnya pengaturan akun-akun liar yang dapat dengan mudah mengaktifkan dan memberikan informasi secara bebas tanpa adanya penyaringan informasi terlebih dahulu. Menurut saya, poin terakhir ini adalah poin yang paling berbahaya. Hal ini karena informasi yang diberikan tersebut dapat membawa anak-anak ke dalam hal yang tidak seharusnya dilakukan pada anak seusia mereka. Tidak jarang informasi dewasa dapat masuk ke dalam akun line mereka melalui broadcast message yang dikirimkan oleh akun line yang tidak terverifikasi. Sehingga anak-anak dapat dengan bebas mengetahui informasi dewasa yang sangat tidak pantas untuk diketahui oleh anak-anak seusia SD maupun SMP. Sungguh, dibutuhkan pengawasan lebih lagi dari pihak orangtua terhadap anak-anak mereka.

Demikian ulasan saya terkait penggunaan smartphone yang saat ini menggandrungi kalangan anak-anak di bawah umur. Hal terpenting dari semua bahasan di atas adalah adanya perhatian khusus yang harus diberikan oleh orangtua terhadap anak-anak mereka yang sudah mulai mengenal dan mengalami kecanduan menggunakan smartphone. Karena bagaimana pun juga, jika penggunaannya tidak sesuai, teknologi yang canggih dapat menjadi ancaman bagi generasi penerus bangsa ini. 

No comments:

Post a Comment