Cinta yang
paling menyakitkan ialah cinta yang terdapat perbedaan di dalamnya. Perbedaan
yang jelas terlihat, yang jelas dapat dirasakan. Perbedaan agama. Banyak
orang-orang yang menjalin hubungan di tengah perbedaan agama. Termasuk saya,
beberapa kali saya menjalani hubungan beda agama. Menurut saya, memang
menyakitkan ketika mencintai seseorang yang kita tahu bahwa sulit untuk kita
menjadi bersama. Perbedaan agama adalah perbedaan yang menurut saya paling
sulit untuk disatukan. Keyakinan hidup mendasar yang berbeda tentunya menjadi
pertimbangan khusus jika ingin membawa hubungan ke jenjang yang lebih serius.
Mungkin ada
orang-orang yang akhirnya mengalah soal agama demi dapat bersama dengan orang
yang dicintainya. Ada juga yang terus bertanya-tanya “Kenapa harus dipertemukan
dengan dia yang jelas-jelas berbeda?” atau “Kenapa kami dipertemukan padahal
kami berbeda? Kenapa kami bisa menjalani hubungan ini? Pasti ada maksud lain
yang diberikan oleh Tuhan YME”, jujur saja pertanyaan kedua ialah pertanyaan yang
sering saya ucapkan ketika saya menjalani hubungan beda agama. Saya merasa
segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya adalah sesuatu yang memang sudah
dituliskan oleh Yang Maha Kuasa, termasuk cinta beda agama yang harus saya
jalani sekian tahun lamanya.
Banyak pihak
yang merasa saya salah mengambil keputusan setiap kali memutuskan berhubungan
dengan seseorang yang berbeda agama dengan saya. Banyak cercaan yang saya
terima, banyak kritikan dan protes yang ditujukan kepada saya, banyak yang
menyayangkan bagian cerita hidup say a saat itu. Tapi apalah yang dapat mereka
perbuat kalau saya dan cinta yang saya miliki lebih kuat dari segala perkataan
miring tentang hidup saya saat itu.
Satu yang paling
saya ingat, ada seseorang yang mengatakan bahwa saya hanya membuang-buang waktu
saya saja dengan menjalankan hubungan yang tidak akan berujung indah. Berujung
indah? Berujung bersama saja belum tentu, bagaimana bisa indah? Namun saat itu
saya terus menguatkan diri saya, saya yakin segala sesuatunya pasti memiliki
sisi positif, termasuk hubungan beda agama saya saat itu. Selama saya menjalani
hubungan beda agama, saya merasa banyak hal-hal baru yang saya temui dan saya
dapat mengambil nilai-nilai tertentu dari semua pengalaman saya kala itu. Maka
dari itu, saya tidak merasa waktu saya terbuang sia-sia selama menjalani
hubungan beda agama, selain itu juga saya dapat melakukan kegiatan-kegiatan
positif dan bermanfaat bersama pasangan saya.
Hal yang paling
membuat saya sedih saat menjalani hubungan beda agama ialah saat kami ingin
menuliskan mimpi-mimpi masa depan bersama, terasa ada sesuatu yang mengganjal
dan menjadi penghalang besar sehingga mimpi-mimpi kami sangat terbatas. Belum
lagi kalau ditanya orangtua, rasanya sedih ketika harus menjawab bahwa pasangan
yang ingin kita bawa ke orangtua adalah seseorang yang memiliki keyakinan
berbeda.
Dalam hubungan
beda agama juga tidak ada yang bisa menjamin atau memastikan akan berujung
kebahagiaan. Toh hubungan yang dijalankan dengan kesamaan saja belum tentu
berakhir bahagia. Dulu, saya kira omongan seperti itu hanyalah omong kosong, tapi
ternyata memang benar.. cinta beda agama tidak berakhir bahagia. Itu juga yang
dikatakan oleh ibu saya saat dia tau saya menjalani hubungan percintaan dengan
seseorang berkeyakinan lain. Katanya saat itu “Yang namanya beda agama ya tetap
beda. Susah lah kalau sudah menyangkut keyakinan/agama”
Dan saya sadar
kalau perkataan ibu saya saat itu sangat benar. Mungkin perbedaan itu dapat
disatukan, tapi harus dengan mengalah. Mengalah bukan dalam hal kecil, tapi
dalam hal yang sangat besar. Mengalah dalam hal yang sangat mendasar namun
bersifat selamanya. Siapa yang bisa mengganti kepercayaan seseorang pada
Tuhannya?
Saya juga merasa
adanya keegoisan apabila hubungan beda agama harus berakhir dengan perpindahan
agama dari salah satu pihak. Dan saya yakin banyak pengorbanan dan perjuangan
untuk mencapai tahap itu.
Sebagai
seseorang yang telah beberapa kali menjalani kisah cinta beda agama, saya
menyarankan untuk teman-teman yang masih memperjuangkan hubungannya untuk
berpikir berulang kali. Egois sekali rasanya kalau harus berganti Tuhan demi
memenangkan cinta. Mengalah saja untuk hal lainnya, mengalah lah dengan rasa
egois itu sendiri, mengalahlah untuk melepaskannya. Melepaskan dia yang
jelas-jelas berbeda dan menunggu seseorang dengan dasaran yang sama, yang sama
tanpa harus melewati proses perubahan terlebih dahulu. Saya rasa akan berjalan
dan berakhir lebih indah. Maaf apabila bahasan saya kali ini menyinggung
perasaan kalian yang mengalami kisah yang pernah saya alami dulu. Tetap
tersenyum dan berbahagialah.
No comments:
Post a Comment