Pacaran bukan lagi menjadi hal yang langka di tahun 2015. Walaupun ada ajaran agama yang melarangnya, hal tersebut masih tetap dijalankan. Dengan berbagai macam alasan, muda-mudi Indonesia tetap berpacaran yang tak jarang mengumbar kemesraan di depan umum. Namun, bukan hal itu yang ingin saya bahas kali ini. Topik yang ingin saya bahas kali ini ialah fenomena Ibu vs Pacar. Bukan tentang perbedaan pendapat atau perbedaan pandangan antara keduanya, melainkan adanya perbedaan bentuk kasih sayang yang diberikan seseorang terhadap ibunya dan pacarnya.
Jujur, ini juga merupakan pengalaman nyata yang saya alami pribadi. Namun saya menulis ini sesaat setelah mendengar pendapat teman saya yang menurut saya juga dialami oleh banyak anak muda di luar sana.
Dari hal kecil dan sederhana saja sudah dapat terlihat adanya perbedaan perlakuan dan bentuk kasih sayang yang diberikan seseorang terhadap ibu dan pacarnya. Demi pacar, kita rela melakukan apa saja, hingga bolos sekolah, kuliah, ataupun kerja. Tapi ketika ibu kita sakit, apa kita rela meninggalkan segala kegiatan demi menemani atau merawatnya walau sebentar? Saya rasa belum tentu.
Ingin pergi sama pacar tapi dilarang orangtua? Pasti akan berusaha sekuat tenaga mencari alasan yang membuat kita dapat keluar dari rumah dan dapat berjumpa dengan sang pacar. Ujung-ujungnya, tega membohongi orangtua sendiri. Demi apa? Demi menemui seseorang yang belum tentu menjadi teman abadi.
Hal yang paling mudah dan paling nyata saya rasakan adalah disaat hari ulangtahun. Mungkin hal ini juga banyak dialami oleh anak-anak muda sebaya saya. Ketika pacar ulangtahun, rasanya ingin memberi ini itu sehingga si pacar bisa bahagia, ingin memberi sesuatu spesial yang dia inginkan, tak jarang hingga bersusah payah menabung agar dapat membelikan hadiah, susah-susah merencanakan surprise yang indah. Pokoknya benar-benar diniatkan dari jauh jauh hari. Tapi coba lihat saat ibu kita ulangtahun, belum tentu kita mau menabung untuk beliau. Kalau ditanya kenapa nggak memberi hadiah, jawabannya "Nanti aja kalo udah kerja", nah kenapa kalau memberi hadiah ke ibu harus menunggu sudah kerja kalau memberi hadiah ke pacar saja bisa. Apa pacar jauh lebih penting dan berarti dari seorang ibu?
Jadi, kita lebih menghargai pacar yang sering membuat kita menangis daripada menghargai ibu yang berusaha sekuat tenaga agar tidak melihat kita menangis?
Lebih mau menabung untuk membelikan kado pacar daripada membelikan kado untuk ibu? Jujur, saya dulu juga begitu, hingga suatu waktu saya berpikir "Selama ini gue nabung, usaha ini itu buat ngasih kado ke pacar, sementara sekali pun belum pernah ngasih kado ke mama", sejak saat itu saya berusaha untuk nabung supaya bisa kasih kado ke ibu saya. Walaupun sebenarnya ibu saya juga nggak minta karena beliau tau saya belum kerja. Tapi saya berpikir, "seenggaknya gue kasih kado ke mama dulu, baru ke pacar. Masa iya sok-sok an ngasih kado ke pacar padahal ngasih kado ke mama aja enggak".
Sebenarnya tujuan saya menuliskan hal ini hanya ingin membantu menyadarkan teman-teman yang masih rela membelikan kado untuk pacar, tapi melupakan hal itu untuk ibu. Bukan ingin menggurui, hanya ingin mengajak sama-sama belajar mengharga ibu dari hal yang paling sederhana. Hanya ingin mengajak teman-teman untuk kembali berpikir
"Ngasih kado ke orang yang suka bikin sedih, bikin galau, dan belum pasti nikah aja bisa.. masa ngasih kado ke orang yang selalu mau ngebahagiain kita gimana pun caranya, dan Inshaa Allah dipisahkan oleh maut nggak bisa? Bukan nggak bisa.. tapi nggak mau. Buktinya, nabung buat pacar aja kan bisa, berarti harusnya buat ibu juga bisa dong? Ini cuma hal kecil, bentuk perhatian dan kasih sayang yang paling nyata. Yuk sama sama renungkan dan merubah diri"
No comments:
Post a Comment