SpongeBob SquarePants

Thursday, 4 October 2012

Dalam Diam :')


Dalam diam, aku tersenyum
Dalam diam, aku menangis
Dalam diam, aku tertawa
Dalam diam, aku terluka

Dalam diam, ku cari dirimu
Dalam diam, ku telusuri tentangmu 
Dalam diam, ku kagumi dirimu
Dalam diam, ku berharap padamu

Kutulis puisi itu pada selembar kertas. Sepenggal puisi yang memiliki arti mendalam bagiku. Semenjak pertemuanku dengannya, aku merasa ada yang berbeda. Sempat kutahan perasaan ini, berusaha menghindarinya. Namun aku salah, semakin aku berusaha menghindar, semakin aku berusaha untuk lari dari perasaan ini, semakin kencang pula aku diburu olehnya. Dikejar oleh perasaan yang sesungguhnya tak ingin aku akui. Perasaan yang seakan-akan ingin tinggal di dalam hatiku. Menjadikan hatiku sebagai tempat peristirahatannya.

Kini, aku mengalah dengan perasaan ini. Aku membiarkannya masuk. Aku membiarkannya tinggal sementara di hatiku. Tanpa sadar, kalau ini bisa saja untuk selamanya. Namun, kenapa disaat semua ini baru saja terjadi, aku menerima sebuah kenyataan yang sedikit memilukan. Agak pahit terasa. Sahabatku memiliki perasaan yang sama kepada orang yang sama pula. Bahkan ternyata, dia telah lama memendam perasaan itu. Aku merasa terkejut, merasa bersalah, merasa serba salah. Keraguan dan kebimbangan mulai muncul. Terlebih lagi setiap aku mendengarkan cerita tentang mereka. Sahabatku merasa begitu senang ketika bercerita tentang kedekatan mereka. Tergambar jelas raut kebahagiaan di wajahnya. Sebagai sahabat yang baik, aku tak mau melukai perasaannya. Aku berpura pura turut senang dalam ceritanya. Tertawa sambil menatap binar matanya yang memancarkan kebahagiaan, semburat senyumnya pun memaksaku untuk ikut tersenyum, walau sesungguhnya jauh di dalam hatiku telah tercipta sebuah luka. Kali ini, aku tidak lagi mengalah pada perasaanku. Tapi aku mengalah pada sahabatku. Aku mendekatkan sahabatku dengan pujaan hatinya yang sesungguhnya pujaan hatiku juga. Aku berusaha menghapus perasaanku, memendam perasaanku dalam dalam dan menguburnya. Aku tak ingin ada seorang pun yang tahu tentang perasaanku ini. Hingga akhirnya, mereka berdua bisa benar-benar bersama. Aku yang lemah hanya bisa memandang kebahagiaan mereka dari kejauhan, tersenyum getir sambil bergumam “Akulah seseorang yang mencintaimu dalam diam”

No comments:

Post a Comment

Thursday, 4 October 2012

Dalam Diam :')


Dalam diam, aku tersenyum
Dalam diam, aku menangis
Dalam diam, aku tertawa
Dalam diam, aku terluka

Dalam diam, ku cari dirimu
Dalam diam, ku telusuri tentangmu 
Dalam diam, ku kagumi dirimu
Dalam diam, ku berharap padamu

Kutulis puisi itu pada selembar kertas. Sepenggal puisi yang memiliki arti mendalam bagiku. Semenjak pertemuanku dengannya, aku merasa ada yang berbeda. Sempat kutahan perasaan ini, berusaha menghindarinya. Namun aku salah, semakin aku berusaha menghindar, semakin aku berusaha untuk lari dari perasaan ini, semakin kencang pula aku diburu olehnya. Dikejar oleh perasaan yang sesungguhnya tak ingin aku akui. Perasaan yang seakan-akan ingin tinggal di dalam hatiku. Menjadikan hatiku sebagai tempat peristirahatannya.

Kini, aku mengalah dengan perasaan ini. Aku membiarkannya masuk. Aku membiarkannya tinggal sementara di hatiku. Tanpa sadar, kalau ini bisa saja untuk selamanya. Namun, kenapa disaat semua ini baru saja terjadi, aku menerima sebuah kenyataan yang sedikit memilukan. Agak pahit terasa. Sahabatku memiliki perasaan yang sama kepada orang yang sama pula. Bahkan ternyata, dia telah lama memendam perasaan itu. Aku merasa terkejut, merasa bersalah, merasa serba salah. Keraguan dan kebimbangan mulai muncul. Terlebih lagi setiap aku mendengarkan cerita tentang mereka. Sahabatku merasa begitu senang ketika bercerita tentang kedekatan mereka. Tergambar jelas raut kebahagiaan di wajahnya. Sebagai sahabat yang baik, aku tak mau melukai perasaannya. Aku berpura pura turut senang dalam ceritanya. Tertawa sambil menatap binar matanya yang memancarkan kebahagiaan, semburat senyumnya pun memaksaku untuk ikut tersenyum, walau sesungguhnya jauh di dalam hatiku telah tercipta sebuah luka. Kali ini, aku tidak lagi mengalah pada perasaanku. Tapi aku mengalah pada sahabatku. Aku mendekatkan sahabatku dengan pujaan hatinya yang sesungguhnya pujaan hatiku juga. Aku berusaha menghapus perasaanku, memendam perasaanku dalam dalam dan menguburnya. Aku tak ingin ada seorang pun yang tahu tentang perasaanku ini. Hingga akhirnya, mereka berdua bisa benar-benar bersama. Aku yang lemah hanya bisa memandang kebahagiaan mereka dari kejauhan, tersenyum getir sambil bergumam “Akulah seseorang yang mencintaimu dalam diam”

No comments:

Post a Comment