Hidup tanpa kasih sayang seorang ayah memang tak mudah. Kehilangan dalam suatu peristiwa disaat belum siap untuk menghadapinya hanya akan membuat luka. Seorang sahabat bercerita. "Aku sayaaaaaang sekali sama ayahku..", aku menatapnya lekat-lekat. "Dia pahlawan terhebatku", tatapannya penuh kasih sayang, menerawang jauh menembus langit biru. Kisah hidupnya yang tak mudah, membuatku memandangnya tegar. "Tetap tersenyum ya..", aku merangkul bahunya. "Apa dia juga menyayangiku?", pertanyaannya membuatku terbelalak. "Tentu saja, kenapa kau menanyakannya lagi?", "Karena aku ragu", "Kenapa kau ragu?", "Aku tak melihatnya disaat dia akan meninggalkan dunia ini, aku tak mendengar suaranya berbulan-bulan sebelum ia pergi selamanya, aku kehilangan kasih sayangnya selama bertahun-tahun. Bagaimana mungkin aku bisa tau bahwa ia menyayangiku?", ratapan pedih terpancar dari wajahnya. "Aku tak mendengar suaranya ketika ia bilang sayang padaku.", aku tak bisa berkata. "Aku rindu. Sangat rindu. Siapa yang bisa mempertemukanku dengannya? Siapa yang bisa menyampaikan kerinduanku padanya?", "Tuhan", jawabku tanpa ragu. "Berdoalah, memohonlah, sampaikan segala kerinduanmu untuk ayahmu", "Tak terbayarkan", jawabnya lagi. "Tapi akan mengurangi bebanmu. Percayalah".
Dari kisah nyata di atas, aku ingin teman-teman semua menghargai sosok ayah yang kita punya. Jangan pernah sekali kali membencinya, ingatlah masih banyak orang di luar sana yang memiliki jutaan rindu yang tak pernah terbayarkan. Masih banyak orang di luar sana yang haus akan kasih sayang ayah mereka. Selagi ada waktu untuk menyayangi yang masih kita punya, sayangilah. Terlebih beliau orangtua kita. Karena kita tak akan pernah tau, kapan mereka akan pergi meninggalkan dunia ini selama-lamanya.
No comments:
Post a Comment