Saturday, 26 March 2011
Ruang Khusus di Hatiku
Aku seorang remaja perempuan berumur 16 tahun. Namaku Davina. Ini cerita tentang persoalan cintaku. Mungkin, terlalu dini untuk seorang remaja seumurku berbicara tentang cinta sejati. Namun, aku sadar, itulah yang kurasakan saat ini. Aku telah mempunyai kekasih, dia seumur denganku. Dia orang yang sangat baik, perhatian, begitu sayang dan peduli padaku. Aku sangat menyayanginya, mencintainya, dan bahkan membutuhkannya. Aku suka semua yang ada pada dirinya, semua sikap dan sifatnya. Namun, ada satu hal yang begitu sulit kami satukan. Satu hal yang merupakan benteng besar nan tinggi yang menghalangi kami. Keyakinan. Keyakinan yang aku miliki berbeda dengannya. Aku telah mengetahui dari awal, namun, dari awal pula aku tak bisa menolak kehadirannya, tak bisa mengingkari isi hatiku, bahwa aku menginginkannya. Mungkin, ini bukan hanya terjadi pada kami, aku yakin diluar sana banyak kisah cinta seperti ini. Kadang aku berpikir, kenapa perbedaan itu harus ada? Tapi aku tau, Tuhan mempunyai alasan terbaik untuk menciptakan perbedaan itu. Kemudian aku berpikir, kenapa aku harus bertemu dengannya? Sementara kami berbeda? Tapi aku kembali sadar, Tuhan mempunyai alasan terbaik untuk mempertemukan kami. Dan aku tak pernah menyesal bertemu dengannya dan menjalani hubungan seperti saat ini. Melainkan aku bersyukur, karenanya, aku bisa merasakan indahnya hidup :) Lalu, suatu hari aku dan dia terlibat pembicaraan yang serius. Aku yang memulainya. "Man, kamu tau nggak apa doaku di setiap aku selesai sholat?", tanyaku."Apa?",tanyanya. "Aku nggak minta apa-apa, aku cuma minta sama Allah, supaya aku bisa sama kamu terus, selamanya", aku dan Nyoman terdiam sejenak. Dengan tatapan yang hangat, Nyoman bicara "Hmm.. keinginan yang baik. Aku juga mau sama kamu terus, selamanya", jawabnya. Seketika aku merasa lemah, aku tahu, itu tidak dapat terjamin, dengan perbedaan yang begitu jelas antara kami. Rasanya aku ingin menangis, namun kupendam. "Jangan nangis dong..", sambar Nyoman seketika. Inilah kelebihan Nyoman, dia selalu tau apa yang aku rasakan. Membuatku semakin nyaman bersamanya. "Man, kamu tau nggak Mama pernah nanya sama aku?", Nyoman menggeleng. "Mama nanya gini, 'Vin, kamu masih pacaran ya sama orang Bali itu?'. Aku kaget lho pas ditanya gitu.", "Terus, kamu jawab apa?", "Aku diem aja, hehe.. tapi mama bilang gini ke aku.. 'Awas ya Vin, kalo kamu jatuh cinta sama dia, nanti kalo udah cinta, susah lepas. Kamu harus inget, dari sisi manapun, kamu nggak bisa sama dia, kita jelas beda. Mama nggak mungkin nerima dia.' aku langsung sedih deh", ceritaku sambil menahan tangis. Nyoman terdiam, sambil tersenyum. Kami berdua tahu, masih terlalu jauh untuk bicara ke arah sana. Kami terdiam, dan memutuskan untuk tetap menjalani hubungan ini. Kata Nyoman "Yah, kita kan belum tau. Siapa tau nanti kita bisa bersatu, nggak tau gimana caranya", katanya. "Tuhan pasti punya rencana sendiri ya Man.", "Nggak ada yang nggak mungkin kok Vin, kamu tenang aja.", dia tersenyum. Aku merasa tenang melihatnya. Lalu setelah sama-sama terdiam, "Man, satu yang harus kamu tahu, kamu selalu ada di hati aku.", kataku sambil tersenyum hangat. "Aku juga, Vin", jawabnya. "Man, kalaupun suatu saat nanti kita harus berpisah, terpaksa berpisah, kamu harus tahu ya, kamu tetep ada di hati aku selamanya. Aku akan terus ada buat kamu, dan perasaan aku nggak akan pernah berubah", kali ini aku benar-benar tak kuasa menahan air mata, mataku berkaca-kaca dan dia memberikan ku tissue. "Tapi Vin, satu yang aku minta sama kamu. Kamu jangan pernah kecewain orang yang selalu sayang sama kamu nantinya.", "Maksud kamu?", "Ya, nanti kamu jangan bikin orang yang udah sayang sama kamu jadi kecewa, kamu harus cinta sama dia kayak kamu cinta sama aku.", aku segera menjawab. "Nggak bisa Man, aku nggak akan pernah bisa cinta sama orang lain, kayak aku cinta sama kamu.", "Hm.. sama sih Vin, sejujurnya aku juga nggak bisa..", katanya sambil tersenyum. "Ya udahlah Man, bisa nangis aku kalo ngomongin ini terus.", aku pun menghentikan pembicaraan menyedihkan ini. "Yang penting kamu tahu, kalo kamu itu akan selalu ada di hatiku. Ada ruang khusus di hatiku yang cuma bisa diisi sama kamu, cinta kamu, dan semua tentang kamu" :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Saturday, 26 March 2011
Ruang Khusus di Hatiku
Aku seorang remaja perempuan berumur 16 tahun. Namaku Davina. Ini cerita tentang persoalan cintaku. Mungkin, terlalu dini untuk seorang remaja seumurku berbicara tentang cinta sejati. Namun, aku sadar, itulah yang kurasakan saat ini. Aku telah mempunyai kekasih, dia seumur denganku. Dia orang yang sangat baik, perhatian, begitu sayang dan peduli padaku. Aku sangat menyayanginya, mencintainya, dan bahkan membutuhkannya. Aku suka semua yang ada pada dirinya, semua sikap dan sifatnya. Namun, ada satu hal yang begitu sulit kami satukan. Satu hal yang merupakan benteng besar nan tinggi yang menghalangi kami. Keyakinan. Keyakinan yang aku miliki berbeda dengannya. Aku telah mengetahui dari awal, namun, dari awal pula aku tak bisa menolak kehadirannya, tak bisa mengingkari isi hatiku, bahwa aku menginginkannya. Mungkin, ini bukan hanya terjadi pada kami, aku yakin diluar sana banyak kisah cinta seperti ini. Kadang aku berpikir, kenapa perbedaan itu harus ada? Tapi aku tau, Tuhan mempunyai alasan terbaik untuk menciptakan perbedaan itu. Kemudian aku berpikir, kenapa aku harus bertemu dengannya? Sementara kami berbeda? Tapi aku kembali sadar, Tuhan mempunyai alasan terbaik untuk mempertemukan kami. Dan aku tak pernah menyesal bertemu dengannya dan menjalani hubungan seperti saat ini. Melainkan aku bersyukur, karenanya, aku bisa merasakan indahnya hidup :) Lalu, suatu hari aku dan dia terlibat pembicaraan yang serius. Aku yang memulainya. "Man, kamu tau nggak apa doaku di setiap aku selesai sholat?", tanyaku."Apa?",tanyanya. "Aku nggak minta apa-apa, aku cuma minta sama Allah, supaya aku bisa sama kamu terus, selamanya", aku dan Nyoman terdiam sejenak. Dengan tatapan yang hangat, Nyoman bicara "Hmm.. keinginan yang baik. Aku juga mau sama kamu terus, selamanya", jawabnya. Seketika aku merasa lemah, aku tahu, itu tidak dapat terjamin, dengan perbedaan yang begitu jelas antara kami. Rasanya aku ingin menangis, namun kupendam. "Jangan nangis dong..", sambar Nyoman seketika. Inilah kelebihan Nyoman, dia selalu tau apa yang aku rasakan. Membuatku semakin nyaman bersamanya. "Man, kamu tau nggak Mama pernah nanya sama aku?", Nyoman menggeleng. "Mama nanya gini, 'Vin, kamu masih pacaran ya sama orang Bali itu?'. Aku kaget lho pas ditanya gitu.", "Terus, kamu jawab apa?", "Aku diem aja, hehe.. tapi mama bilang gini ke aku.. 'Awas ya Vin, kalo kamu jatuh cinta sama dia, nanti kalo udah cinta, susah lepas. Kamu harus inget, dari sisi manapun, kamu nggak bisa sama dia, kita jelas beda. Mama nggak mungkin nerima dia.' aku langsung sedih deh", ceritaku sambil menahan tangis. Nyoman terdiam, sambil tersenyum. Kami berdua tahu, masih terlalu jauh untuk bicara ke arah sana. Kami terdiam, dan memutuskan untuk tetap menjalani hubungan ini. Kata Nyoman "Yah, kita kan belum tau. Siapa tau nanti kita bisa bersatu, nggak tau gimana caranya", katanya. "Tuhan pasti punya rencana sendiri ya Man.", "Nggak ada yang nggak mungkin kok Vin, kamu tenang aja.", dia tersenyum. Aku merasa tenang melihatnya. Lalu setelah sama-sama terdiam, "Man, satu yang harus kamu tahu, kamu selalu ada di hati aku.", kataku sambil tersenyum hangat. "Aku juga, Vin", jawabnya. "Man, kalaupun suatu saat nanti kita harus berpisah, terpaksa berpisah, kamu harus tahu ya, kamu tetep ada di hati aku selamanya. Aku akan terus ada buat kamu, dan perasaan aku nggak akan pernah berubah", kali ini aku benar-benar tak kuasa menahan air mata, mataku berkaca-kaca dan dia memberikan ku tissue. "Tapi Vin, satu yang aku minta sama kamu. Kamu jangan pernah kecewain orang yang selalu sayang sama kamu nantinya.", "Maksud kamu?", "Ya, nanti kamu jangan bikin orang yang udah sayang sama kamu jadi kecewa, kamu harus cinta sama dia kayak kamu cinta sama aku.", aku segera menjawab. "Nggak bisa Man, aku nggak akan pernah bisa cinta sama orang lain, kayak aku cinta sama kamu.", "Hm.. sama sih Vin, sejujurnya aku juga nggak bisa..", katanya sambil tersenyum. "Ya udahlah Man, bisa nangis aku kalo ngomongin ini terus.", aku pun menghentikan pembicaraan menyedihkan ini. "Yang penting kamu tahu, kalo kamu itu akan selalu ada di hatiku. Ada ruang khusus di hatiku yang cuma bisa diisi sama kamu, cinta kamu, dan semua tentang kamu" :)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment