SpongeBob SquarePants

Sunday, 14 August 2016

Untukmu

Untukmu, kasihku

Entah apa yang mengganggu pikiranmu saat ini
Entah apa yang berkecamuk dalam jiwamu saat ini
Semoga tak mengubah kasih dan sayang
Yang kau simpan dan kau jaga untukku

Untukmu, kasihku

Aku selalu berusaha untuk mengubah sendu menjadi tawa
Aku selalu bertekad untuk mengubah air mata menjadi bahagia
Aku tak mau kau terluka
Aku tak mau kau berduka
Sakit, sedih, kecewa
Karena keadaan yang ada
Karena kenyataan yang ada

Untukmu, kasihku

Aku ingin setia
Setia menemanimu, berada di sampingmu
Aku ingin setia
Menyertakan namamu dalam doa-doaku
Selalu

Untukmu, kasihku

Aku tau mungkin saat ini
Begitu banyak hal buruk yang mengganggu harimu
Namun aku yakin,
Kau kuat untuk melalui semua itu

Untukmu, kasihku

Kata-kata yang jauh dari puitis ini
Kutulis tulus dari dalam hati
Untuk menunjukkan rasa sayangku
Untuk menunjukkan kepedulianku
Untuk menunjukkan
Bahwa kau berarti bagiku

Untukmu, kasihku

Tersenyumlah (lagi)
Tertawalah (lagi)
Bahagialah (lagi)
Dan (tetaplah) bersamaku disini

Saturday, 6 August 2016

Mama Tetaplah Mama

Cerita ini gue tulis berdasarkan pengalaman pribadi alias curhat. Dengan tujuan berbagi pengalaman atau bahkan mungkin mewakilkan orang-orang yang memiliki nasib yang sama hehe. Mari kita mulai..


Gue adalah anak terakhir dari 4 bersaudara, tapi karena kakak gue yang pertama meninggal beberapa tahun yang lalu, jadilah gue anak dengan posisi ketiga. Kakak gue yang pertama adalah anak yang paling pinter dari keempat anak nyokap gue, terbukti dengan kemampuan otaknya yang akhirnya membawa dia masuk kuliah di UI melalui UMPTN atau yang sekarang dikenal dengan nama SNMPTN tertulis. Dan sebelum dia meninggal, dia sempat meneruskan kuliah S2 nya dengan biaya sendiri tanpa diketahui nyokap gue, dan beberapa saat kemudian dia meninggal karena kanker. Kedua kakak gue yang lain emang nggak sepinter kakak gue yang pertama, 2-2nya kuliah di universitas swasta. Dan gue sebagai anak terakhir alhamdulillah dinilai sama pinternya kayak kakak gue yang pertama dan lebih pinter dari kedua kakak gue yang lain. Walaupun gue bukan anak yang selalu dapat ranking dari waktu ke waktu, tapi gue pernah dapet nilai 10 di UN Matematika pas SMP, dan itu murni tanpa contekan coy. Itu hasil gue les privat selama setahun sama guru gue yang super duper jago matematikanya, transfer ilmunya, dan prediksi soalnya. Semua soal yang keluar pas UN sama kayak semua soal yang dikasih guru les gue buat latihan, alhasil bisa deh gue menyelesaikan semua soalnya tanpa salah satu pun HAHA. najis gue congkak  Selain itu gue juga pernah dapet ranking di SMA dan masuk jurusan IPA dan nyokap gue bangga padahal menurut gue biasa aja. Dan yang berikutnya adalah yang paling dianggap membanggakan keluarga gue saat itu, yaitu keterimanya gue di salah satu PTN yang termasuk bagus di pulau Jawa melalui SNMPTN Tulis. Langsung lah keluarga gue berbangga dan berbahagia.

Sebenarnya, semua penjelasan yang panjang lebar di atas itu barulah INTRO guys wkwk karena inti yang mau gue ceritain justru pengalaman setelah semua itu. Pengalaman saat gue kuliah dan saat gue lulus kuliah...

Nyokap gue emang bidadari gue. Orang yang paling gue sayang, dan juga yang paling gue takutin. Takutin disini dalam segala hal ya haha soalnya nyokap gue emang super galak dan tegas, tapi kadang juga egois :( bisa dinilai egois dari kisah yang mau gue ceritain habis ini. Gue selalu pengen bahagiain dan banggain nyokap gue gimana pun caranya, dan salah satunya melalui bidang akademis. Kayak yang udah gue bilang sebelumnya, gue keterima kuliah di salah satu PTN dan tentunya gue harus mempertanggungjawabkan semua itu alias gue harus kuliah dengan baik sebaik-baiknya. 

Nyokap gue selalu berharap gue dapat nilai bagus, IP tinggi, pokoknya baik dalam hal akademis. Setiap akhir semester nyokap gue selalu nelfon buat nanyain hasilnya, dan alhamdulillah semester pertama bisa gue lewatin dengan baik dan IP gue kala itu 3,56. Tapi, nyokap gue tetap minta lebih alias "kenapa nggak 3,6?" Oke, gue belajar lebih giat lagi dan semester berikutnya gue dapat IP 3,65. Nyokap gue bersyukur? Iya. Seneng? Biasa aja. Nyokap gue bilang "kenapa nggak 3,7?" dan begitu seterusnya, berapa pun IP gue, sebagus apa pun IP gue tetep dituntut lebih dan lebih lagi. Gue tau setiap orang tua pasti mau anaknya jadi yang terbaik, tapi.. yang kuliah kan gue, yang mikir gue, yang capek gue, dan setiap semester pasti makin sulit dong? Apalagi kuliah gue termasuk kuliah subjektif dan bukan ilmu pasti, dan banyak kelompokannya, jadi yang namanya nilai itu tergantung dari dosen dan temen sekelompok lo. 

Sampai akhirnya gue pernah drop di 1 semester, dapet IP 3,30. Jujur emang gue sedih karena itu lumayan jatuh dari IP sebelumnya, tapi ya mau gimana lagi. Toh masih di atas 3, dan menurut gue masih oke. Tapi ya namanya juga nyokap gue, selalu menuntut lebih. Sampai akhirnya masuk lah gue di semester akhir.... dan balada mahasiswa akhir mulai menyerang. Buat kalian yang pernah melewati tingkat akhir pasti tau sendiri rasanya :") dan nyokap gue minta supaya gue lulus cumlaude. Dan gue sendiri nggak yakin sama kemampuan gue soalnya udah tinggal mata kuliah Tugas Akhir dan IPK gue nggak mendekati 3,50 alias agak susah buat cumlaude. Tapi yaudah, gue menjalani semua seperti biasa. Dan emang bener.. saat semua tahapan di tingkat akhir udah gue lewatin, IPK gue hanyalah 3,46 dan itu berarti gue nggak cumlaude. Dan hal pertama yang gue pikirkan adalah "Mama pasti sedih", dan gue laporan ke nyokap tentang nilai gue sambil bilang "Jangan marah ya Ma, aku nggak cumlaude" dan nyokap gue cuma bales "Nggak marah, cuma kecewa sedikit" Jedarrrrrrrrr langsung nangis gue pas baca balesan whatsapp nyokap gue kayak gitu.

Dari situ gue mikir, kenapa nyokap gue selalu menuntut lebih ke gue. Sempat ada pikiran "Mama nggak mikir apa ya, gue capek, gue juga udah berusaha susah payah buat cumlaude, tapi ya apa daya hasilnya tetep nggak bisa. Kenapa sih mama nggak pernah bersyukur?" gue nanya itu ke diri gue sendiri karena jelas aja gue takut buat nanya langsung ke nyokap. Gue nangis dan sedih karena gue udah ngecewain nyokap gue, tapi ya gue juga udah gak bisa ngapa-ngapain. Dan gue tau.. nyokap gue pasti ngebandingin gue dengan temen-temen gue yang bisa cumlaude, bandingin sama sepupu gue yang mungkin juga cumlaude *waktu itu gue belum tau hasilnya, tapi sekarang gue udah tau dan dia emang cumlaude hahahanjer* pokoknya gue udah takut aja.

Dan emang bener, nyokap gue nanyain nilainya sahabat-sahabat gue dan mereka emang cumlaude, gimana gue nggak makin kepikiran. Walaupun temen-temen dan kakak-kakak gue tetep menyemangati dan bilang kalau IP gue udah bagus, tetep aja gue kepikiran karena nyokap gue tetep kecewa. 

Itu baru masalah IP, belum lagi masalah kerjaan. Pasti kalo ada temen gue yang lebih dulu dapet kerja atau dapet kerja yang lebih enak, pasti gue bakal dibanding-bandingin lagi. Nyokap gue mah gitu. Susah buat bersyukur, susah buat mengerti yang namanya "rejeki udah diatur", "rejeki nggak bakal ketuker", "rejeki nggak kemana", nyokap gue selalu mau gue jadi yang terbaik nggak mau tau gimana caranya. Dan sebenarnya... gue agak tertekan dengan sifat nyokap gue itu. Gue mau ngapa-ngapain jadi takut salah, jadi takut dianggap kurang sama nyokap, karena gue tau apa yang gue lakuin bakal selalu diminta yang lebih sama nyokap gue. Tapi, mau gimana lagi? Se egois apa pun nyokap gue, dia tetep orang yang paling pengen gue banggain dan bahagiain. Sekeras apa pun sifat nyokap gue, dia tetep orang yang paling gue sayang. Setega apa pun nyokap gue menekan dan mendesak gue buat memberi yang lebih dari apa yang gue bisa, dia tetep orang yang di telapak kakinya terdapat surga buat gue. So, I'm sorry mom for all of my mistakes and I love you mom, no matter what. 

Friday, 5 August 2016

RETISHE NOTEBOOK


-RETISHE NOTEBOOK-

Mau notebook kece yang nggak pasaran?
Harga terjangkau?
Kualitas bagus?
Design sesuka hati?

Ayo order Custom Notebook di..

RETISHE NOTEBOOK

Hanya dengan 50.000 kamu sudah bisa punya notebook dengan design sesuai dengan keinginanmu. 

Selain itu, Retishe Notebook juga spesial loh, karena :
- Hardcover + laminating doff
- Ukuran A5 isi 80 lembar
- Jilid ring (3 Ring) bisa isi ulang

Jenis kertas nya juga bisa pilih :
- Bookpaper (krem garis / polos)
- HVS warna (pink, biru, kuning, hijau) garis / polos
- Kertas coklat polos

Isi kertas bisa dicampur dan pengerjaannya hanya 2 hari.

So, tunggu apalagi? Yuk order notebook di RETISHE NOTEBOOK sekarang juga :)

IG : retishenotebook
Line @ : @goj3553k




Monokrom

Salah satu lagu Tulus di album Monokrom yang liriknya luar biasa :)

Entah kenapa, banyak yang mengartikan lagu ini sebagai lagu dari Tulus untuk Teman Tulus hehe. Semoga memang benar begitu ya, Bang :)



Lembaran foto hitam putih / Aku coba ingat lagi warna bajumu kala itu /
Kali pertama di hidupku / Manusia lain memelukku /
Lembaran foto hitam putih / Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu /
Kue coklat balon warna warni / Pesta hari ulang tahunku /
Di mana pun kalian berada / Kukirimkan terima kasih /
Untuk warna dalam hidupku dan banyak kenangan indah /
Kau melukis aku / Lembaran foto hitam putih /
Kembali teringat malam kuhitung bintang-bintang /
Saat mataku sulit tidur / Suaramu buatku lelap /
Kita tak pernah tau berapa lama kita / Diberi waktu /
Jika aku pergi lebih dulu jangan lupakan aku /
Ini lagu untukmu / Ungkapan terimakasihku /
Lembar monokrom hitam putih /
Aku coba ingat warna demi warna di hidupku /
Tak akan kumengerti cinta / Bila bukan karena hati baikmu


Sunday, 14 August 2016

Untukmu

Untukmu, kasihku

Entah apa yang mengganggu pikiranmu saat ini
Entah apa yang berkecamuk dalam jiwamu saat ini
Semoga tak mengubah kasih dan sayang
Yang kau simpan dan kau jaga untukku

Untukmu, kasihku

Aku selalu berusaha untuk mengubah sendu menjadi tawa
Aku selalu bertekad untuk mengubah air mata menjadi bahagia
Aku tak mau kau terluka
Aku tak mau kau berduka
Sakit, sedih, kecewa
Karena keadaan yang ada
Karena kenyataan yang ada

Untukmu, kasihku

Aku ingin setia
Setia menemanimu, berada di sampingmu
Aku ingin setia
Menyertakan namamu dalam doa-doaku
Selalu

Untukmu, kasihku

Aku tau mungkin saat ini
Begitu banyak hal buruk yang mengganggu harimu
Namun aku yakin,
Kau kuat untuk melalui semua itu

Untukmu, kasihku

Kata-kata yang jauh dari puitis ini
Kutulis tulus dari dalam hati
Untuk menunjukkan rasa sayangku
Untuk menunjukkan kepedulianku
Untuk menunjukkan
Bahwa kau berarti bagiku

Untukmu, kasihku

Tersenyumlah (lagi)
Tertawalah (lagi)
Bahagialah (lagi)
Dan (tetaplah) bersamaku disini

Saturday, 6 August 2016

Mama Tetaplah Mama

Cerita ini gue tulis berdasarkan pengalaman pribadi alias curhat. Dengan tujuan berbagi pengalaman atau bahkan mungkin mewakilkan orang-orang yang memiliki nasib yang sama hehe. Mari kita mulai..


Gue adalah anak terakhir dari 4 bersaudara, tapi karena kakak gue yang pertama meninggal beberapa tahun yang lalu, jadilah gue anak dengan posisi ketiga. Kakak gue yang pertama adalah anak yang paling pinter dari keempat anak nyokap gue, terbukti dengan kemampuan otaknya yang akhirnya membawa dia masuk kuliah di UI melalui UMPTN atau yang sekarang dikenal dengan nama SNMPTN tertulis. Dan sebelum dia meninggal, dia sempat meneruskan kuliah S2 nya dengan biaya sendiri tanpa diketahui nyokap gue, dan beberapa saat kemudian dia meninggal karena kanker. Kedua kakak gue yang lain emang nggak sepinter kakak gue yang pertama, 2-2nya kuliah di universitas swasta. Dan gue sebagai anak terakhir alhamdulillah dinilai sama pinternya kayak kakak gue yang pertama dan lebih pinter dari kedua kakak gue yang lain. Walaupun gue bukan anak yang selalu dapat ranking dari waktu ke waktu, tapi gue pernah dapet nilai 10 di UN Matematika pas SMP, dan itu murni tanpa contekan coy. Itu hasil gue les privat selama setahun sama guru gue yang super duper jago matematikanya, transfer ilmunya, dan prediksi soalnya. Semua soal yang keluar pas UN sama kayak semua soal yang dikasih guru les gue buat latihan, alhasil bisa deh gue menyelesaikan semua soalnya tanpa salah satu pun HAHA. najis gue congkak  Selain itu gue juga pernah dapet ranking di SMA dan masuk jurusan IPA dan nyokap gue bangga padahal menurut gue biasa aja. Dan yang berikutnya adalah yang paling dianggap membanggakan keluarga gue saat itu, yaitu keterimanya gue di salah satu PTN yang termasuk bagus di pulau Jawa melalui SNMPTN Tulis. Langsung lah keluarga gue berbangga dan berbahagia.

Sebenarnya, semua penjelasan yang panjang lebar di atas itu barulah INTRO guys wkwk karena inti yang mau gue ceritain justru pengalaman setelah semua itu. Pengalaman saat gue kuliah dan saat gue lulus kuliah...

Nyokap gue emang bidadari gue. Orang yang paling gue sayang, dan juga yang paling gue takutin. Takutin disini dalam segala hal ya haha soalnya nyokap gue emang super galak dan tegas, tapi kadang juga egois :( bisa dinilai egois dari kisah yang mau gue ceritain habis ini. Gue selalu pengen bahagiain dan banggain nyokap gue gimana pun caranya, dan salah satunya melalui bidang akademis. Kayak yang udah gue bilang sebelumnya, gue keterima kuliah di salah satu PTN dan tentunya gue harus mempertanggungjawabkan semua itu alias gue harus kuliah dengan baik sebaik-baiknya. 

Nyokap gue selalu berharap gue dapat nilai bagus, IP tinggi, pokoknya baik dalam hal akademis. Setiap akhir semester nyokap gue selalu nelfon buat nanyain hasilnya, dan alhamdulillah semester pertama bisa gue lewatin dengan baik dan IP gue kala itu 3,56. Tapi, nyokap gue tetap minta lebih alias "kenapa nggak 3,6?" Oke, gue belajar lebih giat lagi dan semester berikutnya gue dapat IP 3,65. Nyokap gue bersyukur? Iya. Seneng? Biasa aja. Nyokap gue bilang "kenapa nggak 3,7?" dan begitu seterusnya, berapa pun IP gue, sebagus apa pun IP gue tetep dituntut lebih dan lebih lagi. Gue tau setiap orang tua pasti mau anaknya jadi yang terbaik, tapi.. yang kuliah kan gue, yang mikir gue, yang capek gue, dan setiap semester pasti makin sulit dong? Apalagi kuliah gue termasuk kuliah subjektif dan bukan ilmu pasti, dan banyak kelompokannya, jadi yang namanya nilai itu tergantung dari dosen dan temen sekelompok lo. 

Sampai akhirnya gue pernah drop di 1 semester, dapet IP 3,30. Jujur emang gue sedih karena itu lumayan jatuh dari IP sebelumnya, tapi ya mau gimana lagi. Toh masih di atas 3, dan menurut gue masih oke. Tapi ya namanya juga nyokap gue, selalu menuntut lebih. Sampai akhirnya masuk lah gue di semester akhir.... dan balada mahasiswa akhir mulai menyerang. Buat kalian yang pernah melewati tingkat akhir pasti tau sendiri rasanya :") dan nyokap gue minta supaya gue lulus cumlaude. Dan gue sendiri nggak yakin sama kemampuan gue soalnya udah tinggal mata kuliah Tugas Akhir dan IPK gue nggak mendekati 3,50 alias agak susah buat cumlaude. Tapi yaudah, gue menjalani semua seperti biasa. Dan emang bener.. saat semua tahapan di tingkat akhir udah gue lewatin, IPK gue hanyalah 3,46 dan itu berarti gue nggak cumlaude. Dan hal pertama yang gue pikirkan adalah "Mama pasti sedih", dan gue laporan ke nyokap tentang nilai gue sambil bilang "Jangan marah ya Ma, aku nggak cumlaude" dan nyokap gue cuma bales "Nggak marah, cuma kecewa sedikit" Jedarrrrrrrrr langsung nangis gue pas baca balesan whatsapp nyokap gue kayak gitu.

Dari situ gue mikir, kenapa nyokap gue selalu menuntut lebih ke gue. Sempat ada pikiran "Mama nggak mikir apa ya, gue capek, gue juga udah berusaha susah payah buat cumlaude, tapi ya apa daya hasilnya tetep nggak bisa. Kenapa sih mama nggak pernah bersyukur?" gue nanya itu ke diri gue sendiri karena jelas aja gue takut buat nanya langsung ke nyokap. Gue nangis dan sedih karena gue udah ngecewain nyokap gue, tapi ya gue juga udah gak bisa ngapa-ngapain. Dan gue tau.. nyokap gue pasti ngebandingin gue dengan temen-temen gue yang bisa cumlaude, bandingin sama sepupu gue yang mungkin juga cumlaude *waktu itu gue belum tau hasilnya, tapi sekarang gue udah tau dan dia emang cumlaude hahahanjer* pokoknya gue udah takut aja.

Dan emang bener, nyokap gue nanyain nilainya sahabat-sahabat gue dan mereka emang cumlaude, gimana gue nggak makin kepikiran. Walaupun temen-temen dan kakak-kakak gue tetep menyemangati dan bilang kalau IP gue udah bagus, tetep aja gue kepikiran karena nyokap gue tetep kecewa. 

Itu baru masalah IP, belum lagi masalah kerjaan. Pasti kalo ada temen gue yang lebih dulu dapet kerja atau dapet kerja yang lebih enak, pasti gue bakal dibanding-bandingin lagi. Nyokap gue mah gitu. Susah buat bersyukur, susah buat mengerti yang namanya "rejeki udah diatur", "rejeki nggak bakal ketuker", "rejeki nggak kemana", nyokap gue selalu mau gue jadi yang terbaik nggak mau tau gimana caranya. Dan sebenarnya... gue agak tertekan dengan sifat nyokap gue itu. Gue mau ngapa-ngapain jadi takut salah, jadi takut dianggap kurang sama nyokap, karena gue tau apa yang gue lakuin bakal selalu diminta yang lebih sama nyokap gue. Tapi, mau gimana lagi? Se egois apa pun nyokap gue, dia tetep orang yang paling pengen gue banggain dan bahagiain. Sekeras apa pun sifat nyokap gue, dia tetep orang yang paling gue sayang. Setega apa pun nyokap gue menekan dan mendesak gue buat memberi yang lebih dari apa yang gue bisa, dia tetep orang yang di telapak kakinya terdapat surga buat gue. So, I'm sorry mom for all of my mistakes and I love you mom, no matter what. 

Friday, 5 August 2016

RETISHE NOTEBOOK


-RETISHE NOTEBOOK-

Mau notebook kece yang nggak pasaran?
Harga terjangkau?
Kualitas bagus?
Design sesuka hati?

Ayo order Custom Notebook di..

RETISHE NOTEBOOK

Hanya dengan 50.000 kamu sudah bisa punya notebook dengan design sesuai dengan keinginanmu. 

Selain itu, Retishe Notebook juga spesial loh, karena :
- Hardcover + laminating doff
- Ukuran A5 isi 80 lembar
- Jilid ring (3 Ring) bisa isi ulang

Jenis kertas nya juga bisa pilih :
- Bookpaper (krem garis / polos)
- HVS warna (pink, biru, kuning, hijau) garis / polos
- Kertas coklat polos

Isi kertas bisa dicampur dan pengerjaannya hanya 2 hari.

So, tunggu apalagi? Yuk order notebook di RETISHE NOTEBOOK sekarang juga :)

IG : retishenotebook
Line @ : @goj3553k




Monokrom

Salah satu lagu Tulus di album Monokrom yang liriknya luar biasa :)

Entah kenapa, banyak yang mengartikan lagu ini sebagai lagu dari Tulus untuk Teman Tulus hehe. Semoga memang benar begitu ya, Bang :)



Lembaran foto hitam putih / Aku coba ingat lagi warna bajumu kala itu /
Kali pertama di hidupku / Manusia lain memelukku /
Lembaran foto hitam putih / Aku coba ingat lagi wangi rumah di sore itu /
Kue coklat balon warna warni / Pesta hari ulang tahunku /
Di mana pun kalian berada / Kukirimkan terima kasih /
Untuk warna dalam hidupku dan banyak kenangan indah /
Kau melukis aku / Lembaran foto hitam putih /
Kembali teringat malam kuhitung bintang-bintang /
Saat mataku sulit tidur / Suaramu buatku lelap /
Kita tak pernah tau berapa lama kita / Diberi waktu /
Jika aku pergi lebih dulu jangan lupakan aku /
Ini lagu untukmu / Ungkapan terimakasihku /
Lembar monokrom hitam putih /
Aku coba ingat warna demi warna di hidupku /
Tak akan kumengerti cinta / Bila bukan karena hati baikmu