SpongeBob SquarePants

Sunday, 29 November 2015

Jangan Bilang Aku Sendu

Aku seorang yang melankolis
Seorang yang lebih mudah terbawa perasaan
Seorang yang bisa dibilang sensitif
Seorang yang mungkin bisa dibilang sebagai perasa

Kenangan dan rindu adalah dua hal yang melekat pada diriku
Keduanya seakan berada tepat di belakangku
Menoleh sedikit, bertemu kenangan
Menatapnya lebih dalam, menjadi sebuah kerinduan

Jakarta - Rumah - Keluarga
Tiga hal yang menjadi padu melebur jadi satu
Ke dalam kerinduan yang amat mendalam

Menangisi tiga hal itu merupakan hal biasa bagiku
Bagi diriku seorang perantau cilik di kota besar ini
Bagi diriku seorang pencari ilmu di kota yang jauh dari rumah
Jauh dari keluarga
Jauh dari Jakarta

Bosan sudah teman-temanku mendengar ceritaku tentang kesedihan ini
Tentang rasa rindu yang tak akan pernah ada habisnya
Tentang awan kelam yang ada diatas kepalaku saat kerinduan ini datang
Lelah sudah mereka melihatku terdiam, merenung dan menangis

Mungkin, mereka menganggapku lemah
Menilaiku cengeng
Memandangku rendah

Tapi tak mengapa
Karena aku tau, apa yang kutangisi adalah sesuatu yang berharga
Karena aku tau, air mataku untuk mereka tidaklah sia-sia

Mereka yang memandangku sendu
Tak tau bagaimana berharganya rumah dan keluarga bagiku
Tak mengerti seberapa besar kehangatan yang kudapat dari ketiganya
Tak paham bagaimana aku bisa hidup tanpa mereka
Karena Jakarta, rumah dan keluarga
Adalah hartaku yang paling berharga


Terimakasih

Selamat pagi matahariku di tengah hujan
Selamat pagi bungaku di musim gugur
Selamat pagi putihku di tengah hitam
Selamat pagi tawaku di tengah sendu 

Pagi ini aku merasa rindu
Rindu bukan sekadar rindu
Rindu yang dicampur rasa bahagia
Rindu padamu, pada rumahku, dan 
Bahagia karena telah memilikimu

Terimakasih senantiasa menjadi penghibur di tengah laraku
Terimakasih sudah memberiku setetes air di tengah dahagaku
Terimakasih 
Terimakasih
dan...
Terimakasih


Sunday, 29 November 2015

Jangan Bilang Aku Sendu

Aku seorang yang melankolis
Seorang yang lebih mudah terbawa perasaan
Seorang yang bisa dibilang sensitif
Seorang yang mungkin bisa dibilang sebagai perasa

Kenangan dan rindu adalah dua hal yang melekat pada diriku
Keduanya seakan berada tepat di belakangku
Menoleh sedikit, bertemu kenangan
Menatapnya lebih dalam, menjadi sebuah kerinduan

Jakarta - Rumah - Keluarga
Tiga hal yang menjadi padu melebur jadi satu
Ke dalam kerinduan yang amat mendalam

Menangisi tiga hal itu merupakan hal biasa bagiku
Bagi diriku seorang perantau cilik di kota besar ini
Bagi diriku seorang pencari ilmu di kota yang jauh dari rumah
Jauh dari keluarga
Jauh dari Jakarta

Bosan sudah teman-temanku mendengar ceritaku tentang kesedihan ini
Tentang rasa rindu yang tak akan pernah ada habisnya
Tentang awan kelam yang ada diatas kepalaku saat kerinduan ini datang
Lelah sudah mereka melihatku terdiam, merenung dan menangis

Mungkin, mereka menganggapku lemah
Menilaiku cengeng
Memandangku rendah

Tapi tak mengapa
Karena aku tau, apa yang kutangisi adalah sesuatu yang berharga
Karena aku tau, air mataku untuk mereka tidaklah sia-sia

Mereka yang memandangku sendu
Tak tau bagaimana berharganya rumah dan keluarga bagiku
Tak mengerti seberapa besar kehangatan yang kudapat dari ketiganya
Tak paham bagaimana aku bisa hidup tanpa mereka
Karena Jakarta, rumah dan keluarga
Adalah hartaku yang paling berharga


Terimakasih

Selamat pagi matahariku di tengah hujan
Selamat pagi bungaku di musim gugur
Selamat pagi putihku di tengah hitam
Selamat pagi tawaku di tengah sendu 

Pagi ini aku merasa rindu
Rindu bukan sekadar rindu
Rindu yang dicampur rasa bahagia
Rindu padamu, pada rumahku, dan 
Bahagia karena telah memilikimu

Terimakasih senantiasa menjadi penghibur di tengah laraku
Terimakasih sudah memberiku setetes air di tengah dahagaku
Terimakasih 
Terimakasih
dan...
Terimakasih